Selasa, 10 Juni 2025

Perjuangan Ayah dan Anak Raih Mimpi di UNP

 

Mursal dan Fajri, ayah dan anak asal Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kta, Sumatera Barat, tiba di Universitas Negeri Padang setelah menempuh perjalanan jauh pada Senin (28/4/2024). 

Seorang ayah yang mendampingi anaknya saat mengikuti ujian tulis berbasis komputer (UTBK) di Universitas Negeri Padang (UNP) sungguh mengharukan. Lebih dari sekadar foto, momen ini merangkum kisah perjuangan, harapan, dan ikatan kasih sayang yang mendalam. Ayah dan anak yang menempuh perjalanan dari Suliki, Lima Puluh Kota ini, berjuang keras untuk meraih cita-citanya mengenyam pendidikan tinggi.

Di tengah hiruk pikuk peserta UTBK lainnya, kehadiran mereka menjadi pemandangan yang mengharukan dan bermakna. Perjalanan mereka tidaklah mudah. ​​Bayangkan jarak yang ditempuh dari kampung halaman yang tentu membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Sesampainya di Padang, mereka juga harus mencari tempat tinggal sementara yang terjangkau. Meski harus beristirahat di posko keamanan, semangat mereka tetap tak patah. Sang ayah dengan tulus mengungkapkan bahwa kebahagiaan anaknya adalah kebahagiaannya sendiri. Ia rela melakukan apa saja demi melihat anaknya mengenyam pendidikan tinggi. Ucapan sederhana namun mendalam ini menggambarkan pengorbanan seorang ayah.

Kisah ini bukan sekadar tentang perjuangan mengikuti UTBK, tetapi juga menyoroti tantangan mengakses pendidikan tinggi bagi sebagian masyarakat di daerah tersebut. Keterbatasan ekonomi dan jarak tempuh kerap kali menjadi kendala anak-anak berbakat untuk mengejar mimpinya mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri yang diinginkan. Kehadiran ayah dan anak ini di UNP patut menjadi perhatian kita. Bagaimana kita dapat memastikan bahwa setiap anak di negeri ini, tanpa kecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu?

Universitas Negeri Padang (UNP), yang dikenal sebagai perguruan tinggi negeri di Sumatera Barat, patut diapresiasi atas berbagai fasilitas dan layanan yang diberikan selama UTBK. Namun, kisah ini menjadi pengingat akan perlunya upaya lebih lanjut untuk mendukung calon mahasiswa dari daerah pedesaan, khususnya mereka yang menghadapi tantangan ekonomi. Mungkin ada baiknya untuk mempertimbangkan penerapan program bantuan transportasi atau akomodasi sementara bagi peserta UTBK dari luar kota, sehingga mereka dapat mengikuti proses seleksi dengan lebih nyaman dan fokus.

Kisah ini menggambarkan kekuatan mimpi dan dukungan keluarga. Sang ayah berdiri sebagai pilar penyemangat bagi anaknya, menunjukkan bahwa cinta dan keyakinan dapat mengatasi segala keterbatasan. Perjuangan mereka mencerminkan tujuan banyak keluarga di Indonesia yang memandang pendidikan tinggi sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Ayah yang berbakti yang mendampingi anaknya bukan sekadar pengantar. Di balik senyum lembutnya, tersimpan kisah keringat dan harapan yang telah lama dipendam. Mari kita gali lebih dalam siapa ayah yang luar biasa ini, mengapa ia begitu bertekad untuk mendukung anaknya, dan bagaimana ia tetap teguh di tengah tantangan.

Siapakah ayah ini? Ia adalah gambaran dari jutaan orang tua di Indonesia yang memiliki mimpi sederhana namun mulia untuk melihat anak-anak mereka meraih kehidupan yang lebih baik dari mereka sendiri. Ia adalah seorang petani aren dari Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya demi pendidikan anaknya.

Mengapa ia begitu bertekad untuk mendukung anaknya, dan bagaimana ia tetap teguh di tengah tantangan? Jawabannya sederhana yaitu cinta dan harapan. Ia mungkin memahami tantangan hidup dengan keterbatasan kesempatan pendidikan dan tidak ingin anaknya menghadapi kesulitan yang sama. Pendidikan tinggi merupakan gerbang menuju masa depan yang lebih cerah, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dan yang terpenting, untuk mengembangkan potensi diri secara penuh. Baginya, keberhasilan anaknya adalah sumber kebahagiaan dan kebanggaan terbesar. Ini adalah investasi jangka panjang yang nilainya tak terkira.

Di desa Suliki, di tengah keterbatasan ekonomi dan geografis, impian untuk berkuliah di universitas negeri seperti UNP mungkin tampak jauh. Namun, dalam kesederhanaan inilah semangat untuk menekuni pendidikan tumbuh subur. Dukungan keluarga, dorongan dari guru, dan tekad anak berpadu dengan kegigihan orang tua untuk menciptakan sinergi harapan yang kuat. Bagi mereka, UNP berdiri sebagai mercusuar harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Kisah ayah dan anak ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap keberhasilan, sering kali ada pengorbanan yang luar biasa dari orang tua. Harapan mereka adalah supaya anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik daripada mereka, dan perjuangan mereka adalah contoh yang layak direnungkan. Semoga kisah ini tidak hanya menjadi viral sesaat, tetapi juga menginspirasi tindakan nyata menuju pemerataan akses pendidikan di seluruh negeri.

Mari kita hargai setiap tetes keringat dan setiap doa yang dipanjatkan oleh orang tua demi masa depan anak-anak mereka. Dan semoga, pada waktunya, anak itu membalas semua pengorbanan yang dilakukan oleh ibu mereka dengan kesuksesan yang luar biasa.

Semoga kisah ayah dan anak ini menjadi inspirasi bagi kita semua. Di balik setiap kesempatan untuk menempuh pendidikan, sering kali terdapat perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Marilah kita hargai setiap langkah yang kita ambil dalam menempuh pendidikan dan selalu bersyukur atas dukungan yang kita terima. Bagi ayah dan anak yang penuh semangat ini, semoga impian mereka untuk kuliah di UNP menjadi kenyataan dan menandai dimulainya perjalanan yang cemerlang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASAL-USUL TOBA: DARI DENTUMAN PURBA KE PERADABAN BATAK

Danau Toba/ Okelihat.com SUMATERA UTARA – Di tengah bentangan hijau Sumatera Utara, terhampar Danau Toba, sebuah mahakarya alam yang s...