Mursal dan Fajri, ayah dan anak asal Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kta, Sumatera Barat, tiba di Universitas Negeri Padang setelah menempuh perjalanan jauh pada Senin (28/4/2024).
Seorang ayah yang mendampingi
anaknya saat mengikuti ujian tulis berbasis komputer (UTBK) di Universitas
Negeri Padang (UNP) sungguh mengharukan. Lebih dari sekadar foto, momen ini
merangkum kisah perjuangan, harapan, dan ikatan kasih sayang yang mendalam.
Ayah dan anak yang menempuh perjalanan dari Suliki, Lima Puluh Kota ini,
berjuang keras untuk meraih cita-citanya mengenyam pendidikan tinggi.
Di tengah hiruk pikuk peserta UTBK
lainnya, kehadiran mereka menjadi pemandangan yang mengharukan dan bermakna.
Perjalanan mereka tidaklah mudah. Bayangkan jarak yang ditempuh dari kampung
halaman yang tentu membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Sesampainya
di Padang, mereka juga harus mencari tempat tinggal sementara yang terjangkau.
Meski harus beristirahat di posko keamanan, semangat mereka tetap tak patah.
Sang ayah dengan tulus mengungkapkan bahwa kebahagiaan anaknya adalah
kebahagiaannya sendiri. Ia rela melakukan apa saja demi melihat anaknya
mengenyam pendidikan tinggi. Ucapan sederhana namun mendalam ini menggambarkan
pengorbanan seorang ayah.
Kisah ini bukan sekadar tentang
perjuangan mengikuti UTBK, tetapi juga menyoroti tantangan mengakses pendidikan
tinggi bagi sebagian masyarakat di daerah tersebut. Keterbatasan ekonomi dan
jarak tempuh kerap kali menjadi kendala anak-anak berbakat untuk mengejar
mimpinya mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri yang diinginkan.
Kehadiran ayah dan anak ini di UNP patut menjadi perhatian kita. Bagaimana kita
dapat memastikan bahwa setiap anak di negeri ini, tanpa kecuali, memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu?
Universitas Negeri Padang (UNP),
yang dikenal sebagai perguruan tinggi negeri di Sumatera Barat, patut
diapresiasi atas berbagai fasilitas dan layanan yang diberikan selama UTBK.
Namun, kisah ini menjadi pengingat akan perlunya upaya lebih lanjut untuk mendukung
calon mahasiswa dari daerah pedesaan, khususnya mereka yang menghadapi
tantangan ekonomi. Mungkin ada baiknya untuk mempertimbangkan penerapan program
bantuan transportasi atau akomodasi sementara bagi peserta UTBK dari luar kota,
sehingga mereka dapat mengikuti proses seleksi dengan lebih nyaman dan fokus.
Kisah ini menggambarkan kekuatan
mimpi dan dukungan keluarga. Sang ayah berdiri sebagai pilar penyemangat bagi
anaknya, menunjukkan bahwa cinta dan keyakinan dapat mengatasi segala
keterbatasan. Perjuangan mereka mencerminkan tujuan banyak keluarga di
Indonesia yang memandang pendidikan tinggi sebagai jalan menuju kehidupan yang
lebih baik. Ayah yang berbakti yang mendampingi anaknya bukan sekadar
pengantar. Di balik senyum lembutnya, tersimpan kisah keringat dan harapan yang
telah lama dipendam. Mari kita gali lebih dalam siapa ayah yang luar biasa ini,
mengapa ia begitu bertekad untuk mendukung anaknya, dan bagaimana ia tetap
teguh di tengah tantangan.
Siapakah ayah ini? Ia adalah gambaran dari jutaan orang tua di Indonesia yang memiliki mimpi sederhana namun mulia untuk melihat anak-anak mereka meraih kehidupan yang lebih baik dari mereka sendiri. Ia adalah seorang petani aren dari Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya demi pendidikan anaknya.
Mengapa ia begitu bertekad untuk
mendukung anaknya, dan bagaimana ia tetap teguh di tengah tantangan? Jawabannya
sederhana yaitu cinta dan harapan. Ia mungkin memahami tantangan hidup dengan
keterbatasan kesempatan pendidikan dan tidak ingin anaknya menghadapi kesulitan
yang sama. Pendidikan tinggi merupakan gerbang menuju masa depan yang lebih
cerah, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dan yang terpenting,
untuk mengembangkan potensi diri secara penuh. Baginya, keberhasilan anaknya
adalah sumber kebahagiaan dan kebanggaan terbesar. Ini adalah investasi jangka
panjang yang nilainya tak terkira.
Di desa Suliki, di tengah
keterbatasan ekonomi dan geografis, impian untuk berkuliah di universitas
negeri seperti UNP mungkin tampak jauh. Namun, dalam kesederhanaan inilah
semangat untuk menekuni pendidikan tumbuh subur. Dukungan keluarga, dorongan
dari guru, dan tekad anak berpadu dengan kegigihan orang tua untuk menciptakan
sinergi harapan yang kuat. Bagi mereka, UNP berdiri sebagai mercusuar harapan
untuk masa depan yang lebih baik.
Kisah ayah dan anak ini menjadi
pengingat bahwa di balik setiap keberhasilan, sering kali ada pengorbanan yang luar
biasa dari orang tua. Harapan mereka adalah supaya anaknya memiliki kehidupan
yang lebih baik daripada mereka, dan perjuangan mereka adalah contoh yang layak
direnungkan. Semoga kisah ini tidak hanya menjadi viral sesaat, tetapi juga
menginspirasi tindakan nyata menuju pemerataan akses pendidikan di seluruh
negeri.
Mari kita hargai setiap tetes
keringat dan setiap doa yang dipanjatkan oleh orang tua demi masa depan
anak-anak mereka. Dan semoga, pada waktunya, anak itu membalas semua
pengorbanan yang dilakukan oleh ibu mereka dengan kesuksesan yang luar biasa.
Semoga kisah ayah dan anak ini
menjadi inspirasi bagi kita semua. Di balik setiap kesempatan untuk menempuh
pendidikan, sering kali terdapat perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa.
Marilah kita hargai setiap langkah yang kita ambil dalam menempuh pendidikan
dan selalu bersyukur atas dukungan yang kita terima. Bagi ayah dan anak yang
penuh semangat ini, semoga impian mereka untuk kuliah di UNP menjadi kenyataan
dan menandai dimulainya perjalanan yang cemerlang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar